Jumat, 23 September 2011

PERDARAHAN ANTEPARTUM



Definisi
Definisi perdarahan antepartum menurut WHO adalah perdarahan pervagina setelah 29 minggu kehamilan atau lebih.
Epidemiologi
Insidennya ± 3%
Faktor risiko
Sesuaikan dengan penyebab
Penyebab
Klasifikasi penyebab perdarahan antepartum antara lain yaitu :
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya (idiopatik)
Manifestasi klinik
Perbedaan antara solutio plasenta dan plasenta previa
a).Ciri-ciri plasenta previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal.
b).Ciri-ciri solusio plasenta :
1. Perdarahan dengan nyeri
2. Perdarahan tidak berulang
3. Warna perdarahan merah coklat
4. Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya tiba-tiba
6. Waktu terjadinya saat hamil inpartu
7. His ada
8. Rasa tegang saat palpasi
9. Denyut jantung janin biasanya tidak ada
10. Teraba ketuban yang tegang pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul
12. Tidak berhubungan dengan presentasi
DD/
Diagnosis banding berdasarkan penyebabnya :
1. Abortus
2. Mola hidatidosa
3. Kelainan lokal pada vagina/servik : Varises, Perlukaan, Karsinoma, Erosi, Polip
4. Kehamilan ektopik terganggu
5. Menstruasi & hamil normal
Penegakan diagnosis
A. PLASENTA PREVIA
Klasifikasi
  1. Plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
  2. Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
  3. Plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
  4. Plasenta letak rendah apabila letaknya abnormal pada segmen bawah uterus akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta kira-kira 2-3 cm diatas pinggir pembukaan.
Patofisiologi
Mengapa plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat mengakibatkan plasenta previa, tidaklah selalu benar karena tidak nyata dengan jelas plasenta previa didapati pada paritas tinggi. Apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar, plasenta yang letaknya normal akan memperluas permukaannya sehingga mendekati atau menutupi pembukaan jalan lahir.
Diagnosis
Pada anamnesis: perdarahan setelah 22 minggu tanpa nyeri, tanpa sebab.
Pemeriksaan luar: bagian terbawah janin belum masuk PAP dan sukar didorong kedalam.
Inspekulo : dapat melihat asal darah dari OUE.
Penentuan letak plasenta tidak langsung dengan cara radiografi, radioisotop, USG. Penentuan letak plasenta langsung dengan perabaan fornik didapatkan lunak bila antara kepala janin terdapat plasenta, padat bila tidak terdapat plasenta dan pemeriksaan melalui canalis servikalis teraba kotiledon. Apabila kotiledon plasenta teraba segera jari telunjuk dikeluarkan dari kanalis servikalis. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan perdarahan banyak.
SOLUSIO PLASENTA
Klasifikasi secara klinis
  1. Solusio plasenta ringan
  2. Solusio plasenta sedang
  3. Solusio plasenta berat
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda-tanda klinis sesuai dengan derajat lepasnya plasenta.
Patologi
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma desidua sehingga plasenta terdesak dan kemudian terlepas. Apabila perdarahan yang kecil hanya akan mendesak jaringan plasenta, perdarahan antara uterus dan plasenta belum terganggu dan tanda serta gejalanyapun tidak jelas. Kejadian ini baru diketahui setelah lahir pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dan bekuandarah lama yang berwarna kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus karena otot uterus yang merenggang oleh kehamilan tidak mampu berkontraksi untuk menghentikan perdarahan. Akibatnya hematom retroplasenter akan bertambah besar sehingga sebagian dan akhirnya seluruhnya akan terlepas. Darah dapat menyeludup kedibawah selaput ketutuban keluar melalui vagina, atau masuk ke dalam kantong ketuban, atau ekstravasasi ke serabut otot bila banyak warna uterus berbercak biru atau ungu disebut uterus Couvelaire.
Kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter menyebabkan banyak tromboplastin masuk ke peredaran darah ibu sehingga terjadi pembekuan intra vaskuler dimana-mana yang menghabiskan sebagian fibrinogen akibatnya hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah pada uterus dan alat-alat tubuh lain.
Diagnosis
Tanda-tanda solusio plasenta berat ialah sakit perut terus menerus, perdarahan pervaginam, syok, bunyi jantung janin tidak terdengar lagi, air ketuban berwarna kemerah-merahan bercampur darah
Solusio plasenta sedang tidak semua tanda dan gejala nyata seperti sakit perut terus menerus, nyeri tekan, uterus tegang terus menerus selalu ada, juga pada solusio plasenta ringan
Komplikasi
Komplikasi pada ibu tergantung luas plasenta yang lepas dan lamanya solusio berlangsung. Komplikasi yang dapat terjadi ialah perdarahan, kelainan pembekuan, oliguria, dan gawat janin sampai kematian janin.
Prognosis
Prognosis ibu tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, banyaknya perdarahan, derajat kelainan pembekuan, ada tidaknya preeklamsia, tersembunyi tidaknya perdarahan. Prognosis janin pada solusio berat hampir 100% mati. Pada solusio ringan dan sedang tergantung luasnya plasenta yang terlepas.
Penatalaksanaan
a). plasenta previa
Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya perdarahan, umur kehamilan dan derajat plasenta previa.
ibu yang dicurigai plasenta previa harus dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi. Sebelum penderita syok, pasang infus NaCl/RL sebanyak 2 -3 kali jumlah darah yang hilang. Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina, karena akan memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi
1. Konservatif bila :
a. Kehamilan kurang 37 minggu.
b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
c. Tempat tinggal pasien dekat dgn rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15 mnt)
2. Penanganan aktif bila :
a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
c. Anak mati
Perawatan konservatif berupa :
- Istirahat.
- Memberikan hematinik untuk mengatasi anemia dan tokolitik
- Memberikan antibiotik bila ada indikasi.
- Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan.
Penanganan aktif berupa :
- Persalinan per vaginam.
- Persalinan per abdominal.
Indikasi persalinan pervaginam
-plasenta previa marginalis
-plasenta previa letak rendah
-plasenta previa lateralis dengan pembukaan 4 cm/lebih.
Pada kasus tersebut bila tidak banyak perdarahan maka dapat dilakukan pemecahan kulit ketuban agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas panggul menekan plasenta yang berdarah. Bila his tidak adekuat dapat diberikan pitosin drip. Namun bila perdarahan tetap ada maka dilakukan seksio sesar
Indikasi melakukan seksio sesar :
- Plasenta previa totalis
- plasenta previa lateralis dimana perbukaan <4>
- Perdarahan banyak tanpa henti.
- Presentase abnormal.
- Panggul sempit.
- Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang).
- Gawat janin
b).solutio plasenta
Setiap pasien yang dicurigai solusio plasenta harus dirujuk ke spesialis karena memerlukan monitoring yang lengkap baik dalam kehamilan maupun persalinan
1.Bila umur kehamilan <37 solusio plasenta ringan,terapi konservatif
2.Bila umur kehamilan <37 solusio plasenta sedang dan berat/ringan yg memburuk,persalinan pervaginam bila persalinan diperkirakan <6 jam
3.Bila umur kehamilan >37 minggu/TBF 2500 g seksio sesar diindikasikan jika persalinan pervagina diperkirakan berlangsung lama baik pada solusio plasenta ringan, sedang maupun berat.
4.Pasien dengan solusio plasenta sedang/berat, tranfusi darah atau resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu sebelum tindakan obstetri. Ketuban dapat segera dipecah tanpa memperdulikan apakah persalinan pervagina atau perabdominal untuk mengurangi regangan uterus

Tidak ada komentar: