Selasa, 11 Oktober 2011

PENGAWASAN PERSALINAN DENGAN PARTOGRAF


Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan guna memantau keadaan ibu dan janin, dipakai untuk menemukan adanya persalinan abnormal, sebagai petunjuk untuk melakukan bedah kebidanan serta menemukan disproporsi kepala janin dan panggul ibu jauh sebelum persalinan menjadi macet.
Informasi klinik tentang kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit, dan membuat keputusan klinik
Saat Partograf Diisi
1. Mereka yang masuk dalam persalinan
• Fase Laten (pembukaan < 3 cm) dengan his teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit, lama < 20 detik.
• Fase Aktif (pembukaan > 3 cm) dengan his teratur, frekuensi minimal 1 kali dalam 10 menit, lama < 20 detik.
2. Mereka yang masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his.
• Bila infus oksitosin dimulai
• Bila persalinan mulai
3. Mereka yang masuk untuk induksi persalinan
• Pemecahan ketuban dengan atau tanpa infus oksitosin
• Induksi medis (hanya infus oksitosin, pemasangan kateter Folley, pemberian prostaglandin). Partograf mulai diisi bila persalinan dimulai atau bila ketuban pecah (spontan/dibuat).
Saat Partograf Tidak Diisi
1. Pembukaan ? 9 cm saat datang.
2. Seksio sesarea elektif.
3. Seksio sesarea darurat saat datang.
4. Usia kehamilan < 34 minggu.
Pengamatan yang Dicatat
1. Kemajuan persalinan : pembukaan serviks; turunnya kepala (dengan palpasi perut : seperlimaan kepala janin yang teraba); his (frekuensi/10 menit, lamanya).
2. Keadaan janin : frekuensi DJJ; jumlah, warna, dan lamanya ketuban pecah; molase kepala janin.
3. Keadaan ibu : nadi, tekanan darah, dan suhu; urin (volume, protein, dan aseton); obat-obatan dan cairan intravena; pemberian oksitosin.
Data dalam Partograf
Informasi tentang ibu dan riwayat kehamilan/persalinan
Kondisi janin
Kemajuan persalinan
Jam dan waktu
Kontraksi uterus
Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Kondisi ibu
Asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik
Air Ketuban
Pembukaan Serviks
Kala I persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif. Fase laten (kurun lambat dalam pembukaan) berlangsung dari pembukaan 0-3 cm dengan penipisan bertahap serviks. Fase aktif (kurun cepat pembukaan) berlangsung dari pembukaan 3-10 cm dengan kecepatan sekurang-kurangnya 1 cm/jam.
Di tengah partograf terdapat grafik. Sepanjang sisi kirinya terdapat angka 0-10 yang menunjukkan pembukaan 1 cm per kotak. Sepanjang sisi horizontal terdapat angka 0-24 yang setiap kotaknya memerlukan waktu 1 jam. Catat pembukaan dengan tanda “X”. lakukan periksa dalam pertama, mencakup pemeriksaan panggul, sewaktu masuk kamar bersalin. Selanjutnya, lakukan periksa dalam setiap 4 jam.
Pada fase aktif ada 2 garis, yaitu garis waspada (ALERT line) dan garis tindakan (ACTION line). Garis waspada dilukiskan lurus mulai dari pembukaan 3 cm sampai 10 cm, sesuai kecepatan pembukaan pada fase ini sehingga ini ditempuh dalam waktu 7 jam. Apabila pembukaan serviks bergeser ke arah kanan garis waspada, berarti proses kemajuan persalinan berjalan lambat dan harus dipikirkan kemungkinan mengambil tindakan.
Garis bertindak digambarkan 4 jam dari garis waspada yang merupakan garis lurus dan sejajar garis waspada. Bila persalinan berjalan lancar, pembukaan senantiasa berada di sebelah kiri garis bertindak. Apabila pembukaan melewati garis ini, diperlukan keputusan yang tepat untuk mengambil tindakan.
Pembukaan Serviks (dalam cm)
Penurunan Kepala
Pada persalinan yang lancer, bertambahnya pembukaan akan disertai dengan turunnya kepala janin. Periksa turunnya kepala janin dengan pemeriksaan perut ibu memakai ukuran perlimaan di atas pintu panggul. Kepala yang masih berada di atas masih dapat diraba dengan lima jari rapat (5/5). Kepala yang sudah turun masih dapat teraba sebagian di atas simfisis oleh beberapa jari (4/5, 3/5, dst). Kepala yang sudah masuk pintu atas panggul (engaged) masih dapat diraba di atas simfisis dengan dua jari (2/5) atau kurang.
Di sisi kiri partograf terdapat tulisan “penurunan kepala” yang dibuat garis dari 5 ke 0. Turunnya kepala ditandai dengan 0 pada grafik pembukaan serviks.
Penurunan Kepala Janin
H i s
Pada persalinan normal, makin lanjut persalinan berlangsung, his akan makin lama, makin sering, dan makin sakit. Lakukan pengamatan his setiap jam pada fase laten dan setiap setengah jam pada fase aktif. His yang diamati adalah frekuensi (berapa sering dirasakannya dalam 10 menit) dan lama masing-masing his berlangsung (dalam detik).
Di bawah garis waktu ada lima kotak kosong melintang yang pada sisi kirinya tertulis his/10 menit. Satu kotak menggambarkan 1 his. Bila ada dua his dalam 10 menit, diarsir 2 kotak. Lamanya his digambarkan dengan arsiran yang berbeda dalam kotak. Lama his < 20 detik berupa titi-titik pada kotak, 20-40 detik berupa garis miring atau arsiran, dan > 40 detik diarsir hitam sepenuhnya.
Bunyi Jantung Janin
Waktu yang terbaik untuk mendengarkan BJJ adalah segera setelah fase terkuat his lewat. Dengarkan BJJ selama 1 menit, sedapat mungkin ibu dalam posisi miring.
Denyut jantung kurang dari 120 kali/menit (bradikardi) dan lebih dari 160 kali/menit (takikardi) dapat merupakan indikasi adanya gawat janin. BJJ kurang dari 100 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin hebat dan tindakan ahrus segera diambil. Bila terdengar BJJ abnormal, dengarkan setiap 15 menit selama 1 menit segera setelah his selesai. Bila BJJ tetap abnormal dalam 3 kali pengamatan, tindakan harus segera diambil kecuali bila persalinan sudah sangat dekat.
Selaput dan Air Ketuban
Keadaan air ketuban membantu menentukan keadaan janin. Ada 4 pengamatan yang harus dicatat segera pada partograf tepat di bawah catatan DJJ, yaitu jika :
U : selaput ketuban utuh
J : selaput sudah pecah, cairannya jernih
M : selaput pecah, cairan dengan mekonium
D : selaput pecah, cairan dengan darah
K : selaput pecah, cairan tidak ada (kering)
Pengamatan ini harus dilakukan setiap periksa dalam. Bila terdapat mekonium kental atau air ketuban tidak ada saat selaput ketuban pecah/dipecahkan, dengarkan DJJ sering karena hal itu dapat merupakan tanda gawat janin.
Molase Tulang Kepala Janin
Kompresi kepala (molding/molase) : perubahan bentuk kepala janin; merupakan petunjuk penting adanya disproporsi kepala panggul. Molase hebat dengan kepala janin jauh di atas pintu atas penggung merupakan petunjuk adanya disproporsi kepala panggul yang hebat. Catatan dibuat tepat di bawah catatan keadaan air ketuban :
0 tulang-tulang kepala terpisah dan sutura masih teraba
1 tulang-tulang kepala saling menyentuh satu sama lain; sutura (pertemuan dua tulang tengkorak yg tepat/bersesuaian)
2 tulang-tulang kepala saling bertumpang tindih; sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 tulang-tulang kepala saling bertumpang tindih hebat; sutura tumpang tindih & tidak bisa diperbaiki
Lamanya (Jam)
Lihat lamanya waktu yang telah berlalu sejak permulaan fase aktif persalinan (yang diamati atau diekstrapolasi)
Waktunya (Pukul)
Catat waktu yang sebenarnya.
Oksitosin
Catat banyaknya oksitosin per volume cairan IV dalam hitungan tetes per menit setiap 30 menit bila dipakai.
Obat-obatan dan Cairan Intravena
Catat semua obat tambahan yang diberikan dalam kolom di bawah his.
Nadi : Catat setiap 30 menit dan tandai dgn titik (!).
Tekanan Darah : Catat setiap 4 jam dan tandai dengan panah.
Suhu: Catat setiap 2 jam.
Urin
Ibu dianjurkan untuk miksi setiap 2-4 jam untuk mengukur volume urin. Catat setiap kali berkemih, termasuk protein dan aseton urin.

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk., 2006, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi Ketiga, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Chalid, Maisuri T., 2006, Bahan Kuliah Partograf, Bagian Obsestri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.